di atas puing-puing sisa perperangan inilah kau bangun ruang puisimu. kemudian kau pimpin kerajaanmu. seakan-akan kau adalah seorang putra mahkota,  pewaris jiwa yang kalis. air susumu kerontang disesap penuh nafsu dukana para abdimu. wahai, kau yang tak pernah menyaksikan
kalakian,
hujan ialah punggah kalkasar
yang tetas
dari rahim langit

1.
yang hibuk setubuhi kata-kata
apa kau tahu siapa yang menulis duka para pejalan?

pekerjaan menduga mimpi,

Apa yang terjadi satu kali tidak bakal terjadi lagi, tetapi apa yang terjadi dua kali, pasti akan terjadi untuk yang ketiga kali
- Paulo Coelho, The Alchemist
Matanya terlalu lelah bahkan untuk sekadar mengatup. Malam senyap berselimut mendung. Dalam dekapannya, istrinya terlelap. Dibelainya rambut istrinya itu. Lalu diusap kening istrinya yang basah oleh peluh. Terpikir olehnya perihal istrinya. Istrinya tengah mengandung anak mereka untuk
    “Semilir angin menerpa wajah mungil Aishah, menggugurkan dedaunan. Daun-daun gugur itu seakan berkabar tentang bagaimana Melayu pada masa yang akan datang...”
Rasanya mau  mati. Ratusan anak muda pilihan kini berada  tepat di hadapannya, menanti ia